Home » » Fakta Gaji Pejabat & Rakyat

Fakta Gaji Pejabat & Rakyat

Posted by CB Blogger

 

Semakin hari tingkat Kemiskinan di Indonesia semakin tinggi. Disisi lain, kehidupan para pejabat negara seperti berbanding terbalik dengan keadaan rakyatnya. Para pejabat berlimpah fasilitas dan bergelimang kemewahan. Mulai dari rumah dinas sampai kebutuhan dapurnya dipenuhi oleh negara. Berbagai tunjanganpun mereka terima dengan jumlah yang “aduhai”, diluar gaji pokok yang diterima yang jauh diatas rata-rata pendapatan penduduk, plus bonus-bonus yang kadang tak terhitung jumlahnya. Kira Bagaimanakah Fakta di Indonesia ini.

Fakta Para Pejabat Hidup Bergelimpangan Diatas Kemiskinan 32.5 juta rakyat Indonesia

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, terdapat 32.5 juta penduduk miskin Indonesia dengan penghasilan dibawah Rp 6.675/hari atau Rp 200.000 per bulan. Angka tersebut mungkin jauh lebih kecil dari data sebenarnya. Di ibu kota negara Jakarta saja, masih banyak ditemukan warga miskin. 
Kusnan adalah seorang pedagang pakaian keliling di kawasan Jakarta Selatan. Rata-rata penghasilan Kusnan berkisar antara Rp 20-an ribu per hari, dan apabila sedang apes, Kusnan hanya mampu memberikan Rp 4000 kepada istri untuk menafkahi suami-istri + 3 orang anak.

Coba kita bayangkan. Untuk memenuhi kebutuhan istri dan 3 orang anaknya, ada kalanya Kusnan hanya mampu memberi nafkah Rp 4000 per hari. Artinya pengeluaran per kapita bisa hanya mencapai Rp 1000 per hari.  Jika beruntung, penghasilan Kusnan paling hanya mencapai Rp 20-an ribu per hari. Bagi para pejabat negara mungkin akan terasa janggal mendengar berita ini. Namun, berdasarkan data BPS, kita mungkin harus percaya dengan kondisi seperti ini. Ada 32.5 juta orang Indonesia yang harus hidup dengan penghasilan Rp 6675 per hari.

Bagi Pejabat : Gaji Belasan Hingga Puluhan Juta Saja Belum Cukup!

Dengan alasan profesionalisme, peningkatan kinerja, tunjangan dan lain-lain para pejabat negara tampaknya masih belum puas dan bersyukur dengan belasan hingga puluhan bahkan ratusan juta gaji yang diperoleh. Seorang menteri  saja mendapat fasilitas ratusan juta per bulan dengan rincian gaji+tunjangan pokok Rp 16 juta juta per bulan + tunjangan operasional 3.3 juta per hari Rp 100 juta per bulan, termasuk diantaranya fasilitas VIP seperti hotel berbintang  5, class bisnis pada peswat udara apabila melakukan perjalanan dinas.
Bagaimana dengan anggota dewan? Seorang anggota DPR yang malas-malasan saja setidaknya mengantongi Rp 50-60 juta per bulan. Penghasilan anggota DPR ini sama dengan 300 kali lipat lebih besar dari 32.5 juta penduduk miskin (60.000.000 : 200.000 atau 300:1).  Sungguh ironis, apabila seorang anggota dewan dengan mudah mendapat gaji Rp 60 juta per bulan, bagi 32.5 juta warga masyarakat Indonesia miskin harus menghabiskan 25 tahun  untuk mengumpulkan Rp 60 juta. Ini berarti orang miskin Indonesia harus menghabiskan lebih dari 1/3 hidupnya (angka harapan hidup rata-rata Indonesia 68.1 tahun) untuk gaji 1 bulan anggota dewan terhormat.

Apakah dengan gaji + tunjangan yang mereka peroleh saat ini masih tidak cukup? Apakah ketimpangan kesejahteraan para pejabat negara terhadap rakyat kecil masih belum membuka hati para pejabat kita? Dimanakah janji kampanye wahai anggota dewan terhormat, kader partai terhormat? Dimanakah kata-kata yang sering dikeluarkan ketika kampanye “pro-rakyat”, ‘terima kasih pak SBY”, ‘Partai Demokrat bersama SBY berjuang untuk rakyat”? Inikah namanya perjuangan seorang tentara yang bersahaja dan guru sederhana seperti iklan ‘sinetron’ pilpres silam?
Karena Anda telah memiliki para wakil dan pemimpin kalian, maka tanggungjawab kalian untuk mempertanggungjawab dana rakyat dengan cara menolak Kabinet SBY menaikkan gaji menteri, presiden, wakil presiden, anggota MPR/DPR dan pejabat negara lainnya? Tolaklah kenaikan gaji ini sampai mereka telah bekerja setidaknya 1 tahun dan membuktikan telah berhasil menurunkan angka kemiskinan di Indonesia!


0 komentar:

Posting Komentar